Taushiah dan Khataman Qur'an dalam Peringatan Isra Mi'raj 1439 H
Isra Mi’raj Rasul SAW adalah salah satu peristiwa agung yang pernah terjadi dalam lintasan sejarah ummat islam. Tidak ada dalil khusus yang memerintahkan untuk merayakannya, namun tidak ada salahnya mengenang guna mengambil hikmahnya.
Pada hari Jumat 27 April 2018 segenap sivitas akademik FKM Universitas Jember menggelar kegiatan untuk mengenang dan mengambil ibrah atas peristiwa perjalanan isra mi’raj Nabi Muhammad SAW. Hari jumat sengaja dipilih sebagai momen pelaksanaan karena inilah sayyidul ayyam atau hari paling utama. Selain itu tanggal 27 April 2018 juga dipilih sebagai wujud syukur atas terselesaikannya agenda Ujian Tengah Semester (UTS) bagi mahasiswa FKM Universitas Jember.
Acara peringatan Isra Mi’raj dimulai dengan agenda Khattmil Qur’an yang dilakukan oleh para mahasiswa FKM Universitas Jember di Musholla Ash Shihah. Khataman dilaksanakan mulai Pukul 08.00 pagi. Para mahasiswa berbagi tugas untuk menyelesaikan bacaan quran 30 Juz. Mahasiswa membaca juz 1-15, sementara mahasiswi membaca juz 16-30. Kegiatan ini berakhir sekitar pukul 14.00 WIB. Acara kemudian dilanjutkan dengan agenda ringan berupa penampilan grup Al Banjari UKMKI Ash Shihah FKM Universitas Jember. Memasuki adzan Ashar, para peserta kemudian melaksanakan sholat ashar berjamaah di Aula FKM Universitas Jember.
Ba’da sholat ashar kegiatan dilanjutkan dengan taushiah. Acara yang diikuti oleh pimpinan, dosen, karyawan dan mahasiswa ini menghadirkan Gus Baiqun – pimpinan Majelis Dzikru Al Ghafilin – sebagai penceramah. Gus Baiqun dalam ceramahnya menjelaskan hikmah QS. Al Israa : 1 yang artinya “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Ayat ini secara jelas mengatakan “memperjalankan hamba-Nya”. Artinya manusia tidak punya kemampuan melakukan perjalanan dengan rute Masjid Haram – Masjidil Aqsa – Langit ke Tujuh hanya dalam sebagian malam (beberapa jam). Namun Allah Mampu ! Itu adalah hal yang mudah bagi Allah. Tak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Kun Fayakun. Jika Allah berkehendak, pasti terjadi! Hikmahnya adalah manusia hendaknya bertawakkal pada Allah atas segala urusan karena Allah adalah zat yang Maha Kuasa.
Pada acara yang diorganisir oleh UKMKI Ash Shihah ini, Gus Baiqun juga menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Tahun yang disebut sebagai tahun kesedihan, dimana di tahun itu dua orang yang dicintai Rasul SAW wafat, yakni istri tercinta Siti Khadijah dan Paman Abu Thalib. Padahal keduanya adalah orang yang selalu mem-back up dakwah Rasulullah SAW. Keduanya seringkali menjadi pintu bagi dakwah Rasul SAW. Sepeninggal keduanya Rasul bersedih hati dan berdoa pada Rab-Nya. Dan Allah pun menjawab do’a dan menghibur beliau dengan memperjalankan Rasulullah dalam wisata ruhiyyah yang agung : Isra Mi’raj. Hikmah yang didapat adalah manusia hendaknya tidak menyandarkan diri pada sesama makhluq. Manusia hanya boleh bersandar pada sang Khaliq : Allah SWT. Dialah satu –satunya tempat meminta, tempat memohon pertolongan, tempat untuk berserah diri.
Melalui kegiatan Isra Mi’raj Rasulullah SAW ini diharapkan menambah nilai ruhiyyah sivitas akademik FKM Universitas Jember sehingga terus bersemanagat menjalankan tugas dan fungsi sebagai pimpinan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan maupun sebagai mahasiswa.